Pandagaul.com – Kyoto adalah salah satu kota kuno di Jepang yang masih banyak dikunjungi wisatawan hingga saat ini. Menjadi ibukota kekaisaran Jepang di masa lalu, membuat kota ini kaya akan peninggalan budaya dan masih dilestarikan hingga sekarang. Keunikan ini membuat banyak pengunjung ingin merasakan keunikan Kyoto.

Kyoto menajdi rumah dari kurang lebih 2000 kuil. Sekitar 20% Harta Nasional Jepang dan 14% Properti Budaya Penting ada di kota ini. Situs Warisan Dunia UNESCO Monumen Bersejarah Kyoto Kuno (Kota Kyoto, Uji dan Otsu) mencakup 17 lokasi di Kyoto. Kekayaan budaya ini tentunya meningkatkan pariwisata di Kyoto.

Semakin tingginya tingkat pariwisata, maka kuliner suatu daerah juga akan ikut terkenal. Banyak pengunjung yang pasti ingin mencicipi kuliner lokal untuk benar-benar merasakan kekayaan budaya. Sama dengan di Kyoto, kulinernya juga ikut terkenal seiring dengan pariwisatanya yang terus meningkat. Berikut ini adalah beberaaa kuliner lezat terkenal yang dapat dengan mudah anda temukan di Kyoto.

Kuliner Lezat Terkenal Yang Dapat Ditemukan di Kyoto

Yudofu (Tahu rebus)

5 Makanan Kyoto Yang Bisa Dinikmati Sambil Hanami | Berita Jepang  Japanesestation.comMungkin tidak ada hidangan yang melambangkan Kyoto lebih baik dari yudofu. Itu dibuat hanya dengan tahu, air, rumput laut dan saus celup. Rumput laut diletakkan di dasar panci yang kemudian ditambahkan tahu dan air dan dipanaskan. Anda dapat langsung menyendok tahu dan memakannya bersama dengan saus celup, yang biasanya merupakan vinaigrette berbahan dasar kecap ponzu.

Yudofu lahir di Kyoto dari shojin ryori, yang merupakan masakan vegetarian yang aslinya berasal dari pantangan makan para biksu Buddha. Restoran khusus yudofu didirikan di dekat kuil Nanzenji sekitar tahun 1635 dan beberapa masih ada sampai sekarang. Hidangan ini mungkin terlihat sangat sederhana, namun rasanya yang ringan akan sulit anda lupakan.

Hamo (Belut Conger)

5 Makanan Kyoto Yang Bisa Dinikmati Sambil Hanami | Berita Jepang  Japanesestation.com

Hamo (belut conger) bergigi runcing bukanlah karakter yang mudah untuk dihadapi. Tulang-tulang kecil membentang di sepanjang tubuhnya yang ramping. Untuk membuatnya dapat dimakan, koki membutuhkan keahlian khusus. Hamo bisa direbus atau dipanggang, digoreng, bahkan disajikan sebagai shabu-shabu atau dalam rebusan nabe. Hamo rebus dingin yang disajikan dengan saus tart ume (plum) sangat populer di musim panas.

Sifat belut sama ganasnya dengan giginya dan hamo dikenal sering menggigit jari koki yang tidak waspada bahkan setelah tenggorokannya dipotong. Kekuatan hidup yang kuat inilah yang telah menjadikan hamo sebagai bagian dari budaya Kyoto – cukup kuat untuk bertahan dalam perjalanan yang panjang dan lambat ke kota yang dikelilingi daratan di masa kejayaannya.

Tsukemono (acar Jepang)

Tsukemono: Pickled for Flavour | Asian InspirationsKetika Kyoto menjadi ibu kota negara pada tahun 794, berbagai barang dari seluruh Jepang mulai dibawa ke Kyoto dan istana kekaisaran. Pengrajin lokal bekerja untuk lebih meningkatkan produk ini, sehingga menciptakan berbagai macam kerajinan Kyoto, salah satunya adalah tsukemono.

Tiga jenis acar dianggap sebagai tsukemono unggulan Kyoto: shibazuke, senmaizuke, dan sugizuke.

Matcha

Kyoto is all about matcha! 8 popular sweets you should definitely try in  Kyoto! | Eatery JapanSebagai tempat upacara minum teh, Kyoto adalah tempat yang tepat untuk mencoba matcha. Banyak rumah teh di dalam halaman kuil, atau di kawasan wisata, dapat melayani Anda dengan semangkuk teh hijau berbusa. Matcha adalah teh hijau Jepang dengan kualitas tertinggi. Itu terbuat dari daun teh yang ditanam dalam kondisi khusus, diikuti dengan proses pengeringan dan penggilingan yang serupa yang meningkatkan warna, rasa, aroma dan kandungan nutrisinya. Semua ini membuat minum matcha menjadi pengalaman yang sensual.

 

Yatsuhashi

Tak Hanya ke Taman Zen, Sempatkanlah Cicipi Kuliner Khas KyotoYatsuhashi adalah suvenir manis paling populer di kalangan pengunjung Kyoto. Itu terbuat dari tepung beras, gula dan kayu manis Jepang yang disebut nikki. Campuran tersebut dikukus, dioleskan menjadi bentuk setengah pipa tipis dan dipanggang untuk membuat kue yang renyah dan agak keras yang terlihat seperti genteng kecil berwarna coklat. Jenis yatsuhashi ini sudah ada sejak 1689.